Saat kejang terjadi,
tubuh bergoncang secara cepat dan tidak terkontrol. Otot-otot tubuh mengkerut
dan mengendur secara berulang kali. Istilah convulsion
yang berarti kejang dapat disamaratakan dengan istilah seizureyang pada dasarnya mempunyai beberapa jenis yang semuanya
disebabkan oleh aktifitas elektrik dalam otak yang terjadi secara tiba-tiba dan
tidak terorganisir. Demam kejang yang
sering menyerang anak-anak biasanya disebabkan oleh demam tinggi itu estimasi
terjadinya bisa mencapai 3 sampai dengan 4 dari 100 anak mulai umur 6 bulan sampai
dengan 6 tahun terutama antara umur 12 sampai dengan 18 bulan.
Anak sebelum berumur satu
tahun yang sudah pernah mengalami demam kejang pertamanya beresiko mengalami
demam kejang yang selanjutnya sekitar 50%. Sedangkan anak yang pernah mengalami
demam kejang ketika berumur lebih dari satu tahun, kemungkinan untuk mengalami
demam kejang yang kedua itu sekitar 30%. Namun demikian, hanya sedikit sekali
kemungkinan seorang anak dari 100 anak untuk menderita kejang kronik tanpa
demam seperti dikutip dari laman healthychildren.org.
Demam kejang dapat
menyebabkan reaksi seperti mata terbalik dan mengerasnya anggota badan. Kasus
ini biasanya terjadi pada anak-anak sekitar 2 sampai 3 menit. Wah, lumayan mengkhawatirkan
juga ya demam kejang yang bisa mengancam setiap anak terutama di umur 12 sampai
dengan 18 bulan. Selalu waspada ya untuk para orangtua agar selalu menjaga buah
hati agar sehat selalu.
0 comments:
Post a Comment