Friday, January 31, 2014

Mewaspadai demam kejang




         Saat kejang terjadi, tubuh bergoncang secara cepat dan tidak terkontrol. Otot-otot tubuh mengkerut dan mengendur secara berulang kali. Istilah convulsion yang berarti kejang dapat disamaratakan dengan istilah seizureyang pada dasarnya mempunyai beberapa jenis yang semuanya disebabkan oleh aktifitas elektrik dalam otak yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terorganisir. Demam kejang yang sering menyerang anak-anak biasanya disebabkan oleh demam tinggi itu estimasi terjadinya bisa mencapai 3 sampai dengan 4 dari 100 anak mulai umur 6 bulan sampai dengan 6 tahun terutama antara umur 12 sampai dengan 18 bulan. 
        Anak sebelum berumur satu tahun yang sudah pernah mengalami demam kejang pertamanya beresiko mengalami demam kejang yang selanjutnya sekitar 50%. Sedangkan anak yang pernah mengalami demam kejang ketika berumur lebih dari satu tahun, kemungkinan untuk mengalami demam kejang yang kedua itu sekitar 30%. Namun demikian, hanya sedikit sekali kemungkinan seorang anak dari 100 anak untuk menderita kejang kronik tanpa demam seperti dikutip dari laman healthychildren.org. 
        Demam kejang dapat menyebabkan reaksi seperti mata terbalik dan mengerasnya anggota badan. Kasus ini biasanya terjadi pada anak-anak sekitar 2 sampai 3 menit. Wah, lumayan mengkhawatirkan juga ya demam kejang yang bisa mengancam setiap anak terutama di umur 12 sampai dengan 18 bulan. Selalu waspada ya untuk para orangtua agar selalu menjaga buah hati agar sehat selalu.




0 comments:

Post a Comment

 
;