Sebenarnya
apa sih bahaya dari demam kejang? Sehingga kita perlu waspada sejak
pertama anak mengalami gejala demam kejang. Meskipun demam kejang hanya terjadi sebentar namun hal
ini acap kali membuat perasaan orangtua gelisah dan takut. Kali ini kita akan
mengupas sebuah teka-teki yang harus terpecahkan oleh kita semua.
Tidak ada fakta-fakta yang dapat membenarkan
pernyataan bahwa demam kejang dapat merusak kerja otak sang anak. Bahkan
menurut informasi disebutkan bahwa anak yang pernah atau sering mengalami demam
kejang tetap memiliki kemampuan dan prestasi yang baik di sekolah mereka. Anak
yang pernah atau sering mengalami demam
kejang masih bisa bersaing dengan saudara-saudaranya yang belum atau tidak
pernah mengalami demam kejang. Kecuali demam kejang yang terjai dalam kurun
waktu yang terlalu lama misalnya selama 1 jam, maka hal itu akan berbahaya dan
bisa berlanjut pada penyakit epilepsy.
Bahkan
dengan kata lain antara 95 sampai 98% dari anak kecil yang pernah mengalami
demam kejang masih memiliki kemungkinan tidak akan berlanjut terserang
epilepsy. Bagaimanapun kemungkinan baik telah disampaikan namun para orangtua
harus selalu berusaha menghindarkan anak dari resiko atau bahaya demam kejang
(yakni epilepsy) dengan cara selalu sigap dengan kondisi anak.
Posisikan
tubuh anak secara nyaman saat anak mengalami demam, kalau bisa baringkan anak
pada tempat tidur yang aman (terletak dibawah atau tidak terlalu tinggi
jaraknya dengan lantai untuk mengurangi kemungkinan jatuh saat si anak demam
kejang). Dilarang meletakkan benda di mulut sang anak, selain dapat merusak
benda tersebut juga membahayakan keselamatan anak. Jika demam kejang sudah
lebih dari 10 menit, segera bawa anak Anda ke klinik pengobatan terdekat.
Jika
kekejangan pada anak telah selesai maka Anda perlu bertanya kepada dokter,
sebenarnya apa penyebab dari demam kejang sang anak tersebut. Hal ini sangat
penting apalagi dari tubuh anak kecil tersebut menunjukkan gejala leher kaku,
muntah yang berulngkali, lesu yang berlebihan.
0 comments:
Post a Comment